PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
PENDAHULUAN
Dalam historiografi Asia Tenggara, diterima secara luas bahwa sejarah Asia Tenggara pada umumnya dibagi menjadi dua periode yaitu, Asia Tenggara yang ter-India-kan dan periode Asia Tenggara yang ter-Islam-kan sebelum datangnya era Kolonial. Penyebaran Islam ke Kepulauan Asia Tenggara di mulai sekitar akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14. Kedatangan Islam menandai awal menelusuri lanskap sosio-politik dan kultural indigenos di dunia melayu sebelum penetrasi budaya hindu serta asal-usul dan proses akulturasi dari pengaruh Hindu dan Islam di kawasan Asia Tenggara.
Masa prasejarah kepulauan Asia Tenggara tidak terlalu jelas. Orang-orang dari kepulauan yang menggunakan rumpun bahasa Autronesia itu mengawali migrasi ke arah selatan dari daratan Asia menuju kepulauan Asia Tenggara antara 3000 SM hingga 1000 SM. Riset yang dilakukan oleh para antropolog, arkeolog dan pakar linguistik, menyebutkan bahwa penduduk kepulauan Malaya ini berpindah tempat dari cina selatan menuju pulau-pulau sekarang dikenal sebagai Filipina sekitar tahun 2500 SM dan kemudian menyebar ke Malaysia dan Indonesia. Penduduk awal Asia Tenggara menganut Animisme sebelum masuknya Hinduisme yang datang dari anak benua india. Agama-agama asli orang austronesia adalah Shamanisme atau Animisme yang mengakui bahwa manusia, binatang, pohon, tumbuhan, batuan, arus sungai dan gunung, mengandung kekuatan spritual yang sangat kuat.
Sejarah Islam dikepulauan Asia Tenggara merupakan sebuah topik diskusi yang hidup dikalangan sejarawan sejak tahun 1860-an. Islamisasi adalah sebuah proses akulturasi dimana kontak-kontak berbagai kelompok budaya yang berbeda mengarah pada penerimaan pola-pola budaya baru oleh satu atau kedua kelompok dengan mengambil seluruh atau sebagian dari budaya kelompok yang lain. Perdebatan tersebut terfokus pada dua isu, yakni asal-usul dan perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara.Sejarawan pada umumnya, menerima fakta bahwa pedagang-pedagang Muslim adalah penyebar pertama budaya Islam ke kepulauan Asia Tenggara. Jadi, para sejarawan membidik tepat ke arah pedagang Arab Muslim dan pedagang India muslim yang kemungkinan besar merupakan sumber-sumber penyebar Islam ke kawasan Asia Tenggara. Karena itu, dua aliran pemikiran utama yang dikembangkan, yaitu berasal-usul Arab dan berasal-usul India.
Teori yang berasal-usul Arab ini sangat populer dikalangan orang Eropa, khususnya sarjana-sarjana belanda tahun 1860-an. Drewes menguraikan dasara pemikiran aliran ini : “adalah jelas bahwa di masa lalu, penyebaran Islam di Indonesia dan semenanjung Melayu seharusnya dianggap berasal dari orang Arab. Mengingat Islam berasal-usul tanah Arab, tampaknya masuk akal untuk mencari kaitan antara agama ini dan kehadiran orang-orang arab di mana pun orang arab dan Islam berada. Di Indonesia dan Semenanjung Melayu, orang-orang Arab dapat ditemukan dibanyak tempat. Jadi, tampaknya mereka adalah orang-orang yang membawa Islam ke kawasan Asia Tenggara
Jhon Crawfurd pada tahun 1820 telah menunjukkan bahwa Islam dikepulauan Asia Tenggara mungkin diperkenalkan oleh orang-orang arab dan para pengikut Nabi Muhammad dari pesisir timur India. Akan tetapi, para pakar yang memperdebatkan asal-usul Islam di kepulauan Asia Tenggara tidak hanya gagal dalam mencapai kesepakatan tentang asal-usul dan perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara.
Kebangkitan Islam di Asia Tenggara merupakan kebangkitan yang dikondisikan sejarah, budaya politik serta lingkungan ekonomi lokal dan etnis. Sebagai contoh, kebangkitan Islam di Indonesia lebih menaruh perhatian pada masalah kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan eksploitasi ekonomi dari pada di Malaysia yang tampaknya lebih terlibat dalam permasalahan identitas dan simbol-simbol serta ritus-ritus yang membantu mendefinisikan kebangkitan tersebut. Kesadaran Islamis pada dua minoritas muslim di wilayah ini juga dapat mencerminkan dua bentuk yang sangat berbeda. Di Mungthai selatan secara menyeluruh ideologis konservatif, sedangkan di Filipina bagian selatan cenderung lebih radikal.Oleh sebab hal inilah yang memperlihatkan bahwa kebangkitan Islam dikondisikan oleh sesuatu yang ada di wilayah masing-masing.
B. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia tenggara tidak berada dalam satu waktu yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang panjang. Kerajaan-kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang berbeda-beda. Ketika sriwijaya mengembangkan kekuasaannya sekitar abad VII dan VIII, jalur selat malaka sudah ramai oleh para pedagang Muslim. Data ini diperkuat dengan berita Cina jaman dinasti T’ang yang dapat memberikan gambaran bahwa ketika itu telah ada masyarakat Muslim di kanfu (kanton) dan daerah Sumatera. Diperkirakan terjalinnya perdagangan yang bersifat Internasional ketika itu juga sebagai akibat kegiatan kerajaan Cina jaman dinasti T’ang di Asia timur dengan kerajaan Islam dibawah Bani Umayyah di bagian Barat, dan tentunya kerajaan Sriwijaya sendiri di wilayah Asia Tenggara.
Keberadaan pedagang-pedagang di Asia Tenggara ketika itu mungkin belum memberikan pengaruh pada kerajaan-kerajaan yang ada. Setelah pecahnya pemberontakan petani Cina Selatan terhadap kaisar Hi-Tsung (878-889 M) yang menyebabkan banyak orang Islam di bunuh maka mulailah mereka mencari perlindungan ke Kedah. Hal ini berarti orang Islam telah mulai melakukan politik yang tentunya banyak membawa akibat pada kerajaan di Asia Tenggara dan Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII orang Islam telah mendirikan perkampungan di kanton dengan derajat keagamaan yang tinggi dan menyelenggarakan pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan Palembang[2].
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.
1. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab
Dikemukakan oleh John Crawford[3].Menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta membina perkampungan Arab.Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk berdagang.Ada juga pedagang Arab yang menikah dengan wanita setempat dan menyebarkan Islam.Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk mengembangkan Islam.
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China.Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.[4]
Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :
· Telah ada perkampungan Arab di Sumatera (Barus) pada 625 M (menurut literatur kuno Tingkok.[5]
· Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.
· Karya-karya yang menceritakan pengIslaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diIslamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh Ismail.
2. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.
Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan Islam.
Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia Tenggara.
Adapun bukti kedatangan Islam dari China ini, yaitu :
· Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan, Pahang.
· Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan, Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China.
3. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.
Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam.
Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu
· Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu nisan Raja Malik Pasai.
· Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara.
Kurun waktu abad ke-11 hingga abad ke-14 adalah fase awal dari perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara. Pedagang-pedagang arab dan Muslim India adalah agen-agen perubahan yang mebawa Islam ke kawasan itu. Tersebarnya Islam Tidak terlepas dari pengaruh kerajaan yang berada di nusantara yang di pimpin oleh raja-raja yang memeluk agama Islam.Seperti, kerajaan Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malik As-saleh.Perlak (Peureulak) adalah sebuah bandar niaga penting di pesisir timur Sumatera Utara pada abad ke-13.Marco Polo mengunjungi pelabuhan itu pada tahun 1292 dan melaporkannya telah menjadi sebuah negara Islam.Marco Polo menulis tentang Perlak. “kerajaan ini, anda harus tahu sering dikunjungi saudagar-saudagar Saracen secara teratur, yang kemudian membaiat penduduk pribumi pada hukum Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam[6]
C. Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara
MenurutUka Tjandrasasmita[7], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu:
1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama.Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.
5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.
D. Tahap-tahap Perkembangan Islam[8]
1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)
Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat.
Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.
Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.
2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)
Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.
Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.
3. Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di Asia tenggara.
Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.
E. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara[9]
a. Islam di Indonesia
Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari kumpulan pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh setengah bola dunia utara dan selatan.Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo (Kalilmantan).
Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat terbanyak di dunia, setelah China, India dan Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia Islam.Mayoritas mereka berasal dari Melayu dan China. Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89 % (sebagian besar adalah pengikut Sunni), juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu dan Budha[10]. Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.[11]
Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia[12], yaitu :
1. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim.
Bukti-bukti dari teori ini yaitu:
· bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
· adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.
2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13, karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 (670 M) atau pada abad pertama Hijriyah.
Pendapat ini juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan bahwa agama Islam pertama kali masuk pada abad ke-7. Hal ini didasarkan pada penyelidikan sebuah makam Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka tahun 48 H (670 M).
Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.
3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah:
· Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya Husein.
· Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.
Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan dan kesamaannya:
o Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi'ah ke Indonesia.
o Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir.
o Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
o Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia.
Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa :
Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),
Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.
Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah Fansuri,Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad al-Palimbani, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Muhammad bin Umar al-Nawawi al-Bantani, Khatib Minangkabau.
b. Islam di Malaysia
Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia.Hampir 50% dari 13 juta penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar diantaranya adalah orang melayu yang tinggal di Semenanjung Malaysia.Adapun sisanya terdiri dari kelompok-kelompok etnik yang minoritas yakni diantaranya Cina yang terdiri sekitar 38% dari penduduk Malaysia dan yang lainnya India dan Arab. Diantara warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun tanpa ada permusuhan sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam di Malaysia telah membawa peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam. Sampai saat ini Muslim Malaysia dikenal sebagai Muslim yang taat ibadahnya, kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan beragamanya yang damai serta mencerminkan keIslaman agamanya baik di perkampungan maupun dalam pemerintahan. Mengenai hasil peradaban Islam di Malaysia ini juga tidak kalah dengan negara-negara Islam yang lain, seperti:
a) Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala Kancong.
b) Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam.
c) Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan Malaysia (hukum Islam di sana mendapat kedudukan khusus karena dijadikan hukum negara).
Selain itu juga keputusan yang diambil oleh Perdana Mentri Mahatir Muhammad pada tahun 1982untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai islami dalam pemerintahan juga membuat peran islam semakin penting terutama ketika kebijakan tersebut dilaksanakan secara nyata.
c. Islam di Singapura
Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan komunitas muslim terbesar di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi secara profesional. Dari gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh (Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di Singapura.
d. Islam di Thailand
Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat Muangthai menganut agama Budha dan Hindu.Orang Melayu Muslim merupakan golongan minoritas terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di Muangthai.Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik Muangthai.Sejak bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan daerah itu sebagai wilayah yang takluk kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang Melayu Muslim terus-menerus memberontak terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk menjadi bagian dari Dunia budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang tak pernah mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya mereka telah membuat mereka sadar bahwa mereka hanyalah kelompok kecil yang mempunyai identitas terpisah dari bagian utama penduduk Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai sebagian besar berlatarbelakang pedesaan. Dan Perkembangan Islam di Muangthai telah banyak membawa peradaban-peradaban, misalnya :
a) Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah.
b) Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam “Rabittah”.
c) Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal “Al Jihad”.
e. Islam di Brunei Darussalam
Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984. Penduduk negara ini terdiri dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya kelompok pribumi kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama islam masuk ke negara ini pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam. Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai sekarang.Dari segi politik situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai agama resmi negara islam mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijakan di bidang agama dan bidang lainnya tanpa banyak kesulitan.
f. Islam di Filiphina
Islam tersebar di wilayah ini pada abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah sampai di wilayah ini. Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang datang pada tahun 1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri ini sejak tahun 1305 H. Negeri ini berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan diri sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di Filiphina, Islam tersebar hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam. Akan tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah Spanyol yang amat dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M, secara mendadak Spanyol menyerbu kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn membawa seluruh dendam orang-orang salib terhadap kaum muslimin,. Maka, situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn situasi yang dialami oleh Islam Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/ 1898 M. Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan ajaran Islam dari generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan peperangan yang menghancurkan kaum muslimin dan memaksa mereka untuk memeluk agama Nasrani denagn ancaman kekerasan. Sekalipun demikian, mereka tidak juga mampu mengalahkan pemerintahan-pemerintahn Muslim, sehingga disana masih tersisa beberapa pemerintahan.Spanyol belum berhasil sepenuhnya menguasai Filipina khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu. Amerika Serikat kemudian menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317 H/1899 M. Maka timbulah perlawanan menentanganya dan berlangsung hingga tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum Muslimin menyerah, karena mereka tealh ditimpa penyakit “wahn”(penyakit cinta dunia dan takut mati). Kemudian tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan diantara mereka.Pada saat itulah orang-orang salib menawarkan berbagai bantuan, hingga akhirnya Islam surut kembali di negeri itu. Amerika lalu mengumumkan kemerdekaan bagi Filipina pada tahun 1366 H/ 1946 M. Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di 13 wilayah di selatan filipina, yang sampai saat ini masih tetap menuntut pemerintahan otonomi dengan segala upayanya.
F. Kerajaan Islam di Asia Tenggara
Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara.Julukan ini diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara.Berikut ini adalah profil beberapa kesultanan Islam yang pernah berkuasa di Asia Tenggara.
1) Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)\
Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama[13] di Indonesia.Letak kesultanan ini di Aceh Utara.Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Kesultanan ini memperoleh sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan pelayaran.Samudera Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera Pasai dapat diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan nama sultan yang memerintah Samudera Pasai.
2) Kesultanan Malaka (abad ke-15)
Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka.Islam di Malaka berasal dari Kesultanan Samudera Pasai.Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya.Paramesywara menikah dengan putri sultan Samudera Pasai dan kemudian masuk Islam.Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1445-1459).
Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada 1511.Peninggalan sejarah Kesultanan Malaka barupa mata uang yang merupakan peninggalan dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa yang merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh pasukan Portugis.
3) Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit parah.Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah.Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Malaka.Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India.Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan Samudera Pasai.
4) Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15).
Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan sebelah utara.Islam pertama kali masuk ke Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15 untuk menekankan Islam sebaga agama negara.Kesultanan Brunei Darussalam berkembang menjadi pusat penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis.Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada 1888, di masa kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-15, namun dapat meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983.
5) Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15).
Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian selatan.Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan Malaka dan Filipina.Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum, orang Arab yang ahli ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.
6) Kesultanan Ternate (abad ke-15).
Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate.Penyebaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa.Islam menjadi agam kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin memerintah.Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di kawasan timur Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Babullah.Kesultanan Ternate bersaing dengan Kesultanan Tidore terutama dalam perdagangan.Kesultanan Ternate berakhir setelah ditaklukkan oleh VOC (Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan Kesultanan Ternate antara lain Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara).
7) Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16).
Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumatera bagian utara.Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat Syah.Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis, terutama dalam perdagangan dan pelayaran.Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda pada 1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari kaisar Cina.
8) Kesultanan Demak (abad ke-16).
Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.Raja Demak pertama adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trengono.Kesultanan Demak berhasil melebarkan kekuasaannya sampai ke daerah luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di Kalimantan.Kesultanan ini mengalami kemunduran di masa Sunan Prawoto karena beberapa daerah taklukkan Demak memberontak.Peninggalan Kesultanan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini adalah bangunannya ditopang empat tiang atau saka guru yang dibangun empat orang sunan dari sembilan wali (Wali Songo), yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.
9) Kesultanan Cirebon (abad ke-16).
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.Kesultanan Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran Walangsungsang.Tokoh yang paling berperan menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah. Sepeninggal Panembahan Girilaya (1650-1662), Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua oleh kedua anaknya, menjadi Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Meskipun tidak mempunyai kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bartahan sampai saat ini.
10) Kesultanan Banjar (abad ke-16).
Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan bagian selatan.Kesultanan ini pada walnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam.Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 dengan penguasa pertama Sultan Suriansyah.Islam masuk ke wilayah ini tahun 1470, bersamaan dengan melemahnya kerajaan Maajapahit di Pulau Jawa.Penyebaran Islam secara luas dilakukan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan.Kesultanan Banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah (1857-1859) sebagai sultan oleh Belanda.Pada 1859-1905, terjadi perang Banjar yang dipimpin Pangeran Antasari (1809-1862) melawan Belanda.Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada 1860.Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.
11) Kesultanan Banten (abad ke-16).
Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten didirikan Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan pesat.Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren.Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683).
Kesultanan ini mengalami kemunduran setelah terjadi perang melawan Belanda.Peninggalan Kesultanan Banten berupa Masjid Agung Banten, Menara Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.
12) Kesultanan Buton (abad ke-16).
Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk agama Islam. Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani, seorang ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan Buton berupa Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat (mengasingkan diri) Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.
13) Kesultanan Goa (abad ke-16).
Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Goa berubah menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639).
Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin terjadi perang Makassar (1666-1669) meawan Belanda.Kesultanan Goa selanjutnya dikuasai oleh Belanda setelah dipaksa menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya.Peninggalan Kesultanan Goa berupa kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makassar (Sulawesi Selatan).
14) Kesultanan Johor (abad ke-16).
Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka dikalahkan oleh Portugis.Sultan Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor pada sekitar tahun 1530-1536.Masa kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II.Kesultanan Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan sebuah aliansi bersama Kesultanan Riau sehingga disebut Kesultanan Johor-Riau.Kesultanan Johor-Riau berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayah tersebut dikuasai oleh Belanda.
15) Kesultanan Kutai (abad ke-16).\
Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam, Kalimanta bagian timur.Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu dan Buddha.Islam berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600).
Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya pada masa Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850) memerintah.Kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan Muhammad Salehuddin meninggal dunia.Peninggalan sejarah Kesultanan Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana).
16) Kesultanan Pajang (abad ke-16).
Kesultanan Pajang merupakan kerjaan Islam pertama di pedalaman Jawa.Kesultanan ini didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546, setelah Trenggono, Sultan Demak, wafat.Joko Tingkir atau Sultan Adiwijaya membawa pengaruh Islam dari wilayah pesisir ke wilayah pedalaman Jawa.Kesultanan Pajang hanya bertahan selama 45 tahun karena dihancurkan oleh Kesultanan Mataram pada 1618.Peninggalan Kesultanan Pajang berupa makam Pangeran Benowo.
17) Kesultanan Mataram (abad ke-16).
Kesultanan Mataram beridiri sejak 1582.Kesultanan ini berawal dari wilayah Kesultanan Pajang yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng Pamanahan.Sultan pertama Mataram adalah Panembahan Senopati (1582-1601).
Puncak kekuasaan Kesultanan Mataram tercapai pada masa kepemimpinan Sultan Agung (1613-1645).Kesultanan Mataram melemah setelah terjadi perpecahan wilayah akibat Perjanjian Giyanti serta campur tangan pihak Belanda.Kesultanan Mataram selanjutnya terbagi menjadi empat wilayah yaitu Kesultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegara. Peninggalan Kesultanan Mataram antara lain berupa pintu gerbang Masjid Kotagede di Yogyakarta.
18) Kesultanan Palembang (abad ke-16).
Pada awalnya, Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Demak.Sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-1572).Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang.Kesultanan Palembang menjadi bandar transit dan ekspor lada karena letaknya yang strategis.Belanda kemudian menghapuskan Kesultanan Palembang setelah berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Badaruddin.Salatu satu peninggalan Palembang adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.
19) Kesultanan Bima (abad ke-17).
Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur. Kerajaan Bima berubah menjadi kesultanan Islam pada 1620 setelah rajanya, La Ka'i, memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Abdul Kahir. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran Islam kedua di timur Nusantara setelah Makassar.Kesultanan Bima berakhir pada 1951, ketika Muhammad Salahuddin, sultan terakhir, wafat. Peninggalan Kesultanan Bima antara lain berupa kompleks istana yang dilengkapi dengan pintu lare-lare atau pintu gerbang kesultanan.
20) Kesultanan Siak Sri Indrapura (abad ke-18).
Siak Sri Indrapura adalah sebuah kesultanan Melayu, didirikan (1723) oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan penyebarab Islam di Sumatera Timur.Pusatnya adalah Desa Buantan, kemudian pindah ke Siak Sir Indrapura (sekitar 90 km ke timur laut Pekanbaru).Wilayah kekuasaan Siak Sri Indrapura meliputi Siak Asli, Bukit Batu, Merbau, Tebing Tinggi, Bangko, Tanah Putih dan Pulau Bengkalis (Kabupaten Bengkalis); Tapung Kiri dan Tapung Kanan (Kampar); Pekanbaru; dan sekitarnya. Istana bekas tempat tinggal dan pusat Kesultanan Siak Sri Indrapura sampai sekarang masih berdiri dengan megah di pinggir Sungai Siak dan merupakan salah satu objek pariwisata di daerah Riau.
G. Pengaruh Islam di Asia Tenggara[14]
Islam begitu berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, adapun beberapa pengaruh Islam adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pemerintahan
i. Wujudnya institusi kesultanan Islam di beberapa Negara.
ii. Ulama menjadi penasehat bagi Raja/sultan
iii. Islam sebagai agama resmi dan mayoritas.
iv. Undang-undang berlandaskan hukum Islam
v. Wujudnya semangat jihad
b. Sistem Pendidikan
i. Pendidikan Islam disampaikan kepada semua lapisan masyarakat
ii. Sekolah, pesantren, madrasah, dan Mesjid sebagai institusi pendidikan dan Basis Islam
c. Cara hidup
i. Penggunaan Pakaian yang menutup aurat
ii. Mengamalkan konseppersaudaraan sesama Islam
iii. Persamaan taraf sesama manusia
iv. Sifat tolong-menolong, hormat menghormati, dan amalan bergotong-royong
d. Bahasa dan Kesusastraan
i. Bentuk tulisan Arab-Melayu
ii. Banyak istilah Arab digunakan dalam bahasa Melayu
iii. Hasil kesusasteraan Melayu terpengaruh dengan gaya dan tata bahasa
iv. Bentuk sastera Melayu dipengaruhi, bentuk sastera Islam
e. Kesenian
i. Seni pada batu nisan dan ukiran kayu
ii. Seni bangunan Islam mempengaruhi bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab dan menara azan.
f. Ekonomi
i. Terbentuknya Institusi ekonomi Islam seperti baitulmal
ii. Amalan zakat dan sedekah
iii. Amalan riba, penindasan dan penipuan dilarang dalam perdagangan
Dalam historiografi Asia Tenggara, diterima secara luas bahwa sejarah Asia Tenggara pada umumnya dibagi menjadi dua periode yaitu, Asia Tenggara yang ter-India-kan dan periode Asia Tenggara yang ter-Islam-kan sebelum datangnya era Kolonial. Penyebaran Islam ke Kepulauan Asia Tenggara di mulai sekitar akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14. Kedatangan Islam menandai awal menelusuri lanskap sosio-politik dan kultural indigenos di dunia melayu sebelum penetrasi budaya hindu serta asal-usul dan proses akulturasi dari pengaruh Hindu dan Islam di kawasan Asia Tenggara.
Masa prasejarah kepulauan Asia Tenggara tidak terlalu jelas. Orang-orang dari kepulauan yang menggunakan rumpun bahasa Autronesia itu mengawali migrasi ke arah selatan dari daratan Asia menuju kepulauan Asia Tenggara antara 3000 SM hingga 1000 SM. Riset yang dilakukan oleh para antropolog, arkeolog dan pakar linguistik, menyebutkan bahwa penduduk kepulauan Malaya ini berpindah tempat dari cina selatan menuju pulau-pulau sekarang dikenal sebagai Filipina sekitar tahun 2500 SM dan kemudian menyebar ke Malaysia dan Indonesia. Penduduk awal Asia Tenggara menganut Animisme sebelum masuknya Hinduisme yang datang dari anak benua india. Agama-agama asli orang austronesia adalah Shamanisme atau Animisme yang mengakui bahwa manusia, binatang, pohon, tumbuhan, batuan, arus sungai dan gunung, mengandung kekuatan spritual yang sangat kuat.
Sejarah Islam dikepulauan Asia Tenggara merupakan sebuah topik diskusi yang hidup dikalangan sejarawan sejak tahun 1860-an. Islamisasi adalah sebuah proses akulturasi dimana kontak-kontak berbagai kelompok budaya yang berbeda mengarah pada penerimaan pola-pola budaya baru oleh satu atau kedua kelompok dengan mengambil seluruh atau sebagian dari budaya kelompok yang lain. Perdebatan tersebut terfokus pada dua isu, yakni asal-usul dan perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara.Sejarawan pada umumnya, menerima fakta bahwa pedagang-pedagang Muslim adalah penyebar pertama budaya Islam ke kepulauan Asia Tenggara. Jadi, para sejarawan membidik tepat ke arah pedagang Arab Muslim dan pedagang India muslim yang kemungkinan besar merupakan sumber-sumber penyebar Islam ke kawasan Asia Tenggara. Karena itu, dua aliran pemikiran utama yang dikembangkan, yaitu berasal-usul Arab dan berasal-usul India.
Teori yang berasal-usul Arab ini sangat populer dikalangan orang Eropa, khususnya sarjana-sarjana belanda tahun 1860-an. Drewes menguraikan dasara pemikiran aliran ini : “adalah jelas bahwa di masa lalu, penyebaran Islam di Indonesia dan semenanjung Melayu seharusnya dianggap berasal dari orang Arab. Mengingat Islam berasal-usul tanah Arab, tampaknya masuk akal untuk mencari kaitan antara agama ini dan kehadiran orang-orang arab di mana pun orang arab dan Islam berada. Di Indonesia dan Semenanjung Melayu, orang-orang Arab dapat ditemukan dibanyak tempat. Jadi, tampaknya mereka adalah orang-orang yang membawa Islam ke kawasan Asia Tenggara
Jhon Crawfurd pada tahun 1820 telah menunjukkan bahwa Islam dikepulauan Asia Tenggara mungkin diperkenalkan oleh orang-orang arab dan para pengikut Nabi Muhammad dari pesisir timur India. Akan tetapi, para pakar yang memperdebatkan asal-usul Islam di kepulauan Asia Tenggara tidak hanya gagal dalam mencapai kesepakatan tentang asal-usul dan perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara.
Kebangkitan Islam di Asia Tenggara merupakan kebangkitan yang dikondisikan sejarah, budaya politik serta lingkungan ekonomi lokal dan etnis. Sebagai contoh, kebangkitan Islam di Indonesia lebih menaruh perhatian pada masalah kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan eksploitasi ekonomi dari pada di Malaysia yang tampaknya lebih terlibat dalam permasalahan identitas dan simbol-simbol serta ritus-ritus yang membantu mendefinisikan kebangkitan tersebut. Kesadaran Islamis pada dua minoritas muslim di wilayah ini juga dapat mencerminkan dua bentuk yang sangat berbeda. Di Mungthai selatan secara menyeluruh ideologis konservatif, sedangkan di Filipina bagian selatan cenderung lebih radikal.Oleh sebab hal inilah yang memperlihatkan bahwa kebangkitan Islam dikondisikan oleh sesuatu yang ada di wilayah masing-masing.
B. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia tenggara tidak berada dalam satu waktu yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang panjang. Kerajaan-kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial budaya yang berbeda-beda. Ketika sriwijaya mengembangkan kekuasaannya sekitar abad VII dan VIII, jalur selat malaka sudah ramai oleh para pedagang Muslim. Data ini diperkuat dengan berita Cina jaman dinasti T’ang yang dapat memberikan gambaran bahwa ketika itu telah ada masyarakat Muslim di kanfu (kanton) dan daerah Sumatera. Diperkirakan terjalinnya perdagangan yang bersifat Internasional ketika itu juga sebagai akibat kegiatan kerajaan Cina jaman dinasti T’ang di Asia timur dengan kerajaan Islam dibawah Bani Umayyah di bagian Barat, dan tentunya kerajaan Sriwijaya sendiri di wilayah Asia Tenggara.
Keberadaan pedagang-pedagang di Asia Tenggara ketika itu mungkin belum memberikan pengaruh pada kerajaan-kerajaan yang ada. Setelah pecahnya pemberontakan petani Cina Selatan terhadap kaisar Hi-Tsung (878-889 M) yang menyebabkan banyak orang Islam di bunuh maka mulailah mereka mencari perlindungan ke Kedah. Hal ini berarti orang Islam telah mulai melakukan politik yang tentunya banyak membawa akibat pada kerajaan di Asia Tenggara dan Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII orang Islam telah mendirikan perkampungan di kanton dengan derajat keagamaan yang tinggi dan menyelenggarakan pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan Palembang[2].
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.
1. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab
Dikemukakan oleh John Crawford[3].Menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta membina perkampungan Arab.Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk berdagang.Ada juga pedagang Arab yang menikah dengan wanita setempat dan menyebarkan Islam.Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk mengembangkan Islam.
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China.Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.[4]
Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :
· Telah ada perkampungan Arab di Sumatera (Barus) pada 625 M (menurut literatur kuno Tingkok.[5]
· Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.
· Karya-karya yang menceritakan pengIslaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diIslamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh Ismail.
2. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.
Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan Islam.
Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia Tenggara.
Adapun bukti kedatangan Islam dari China ini, yaitu :
· Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan, Pahang.
· Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan, Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China.
3. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.
Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam.
Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu
· Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu nisan Raja Malik Pasai.
· Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara.
Kurun waktu abad ke-11 hingga abad ke-14 adalah fase awal dari perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara. Pedagang-pedagang arab dan Muslim India adalah agen-agen perubahan yang mebawa Islam ke kawasan itu. Tersebarnya Islam Tidak terlepas dari pengaruh kerajaan yang berada di nusantara yang di pimpin oleh raja-raja yang memeluk agama Islam.Seperti, kerajaan Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malik As-saleh.Perlak (Peureulak) adalah sebuah bandar niaga penting di pesisir timur Sumatera Utara pada abad ke-13.Marco Polo mengunjungi pelabuhan itu pada tahun 1292 dan melaporkannya telah menjadi sebuah negara Islam.Marco Polo menulis tentang Perlak. “kerajaan ini, anda harus tahu sering dikunjungi saudagar-saudagar Saracen secara teratur, yang kemudian membaiat penduduk pribumi pada hukum Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam[6]
C. Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara
MenurutUka Tjandrasasmita[7], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu:
1. Saluran Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia.Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.Mereka berhasil mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu.Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
3. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama.Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam.
5. Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6. Saluran Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini.Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya:
a. Menekankan peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa.
b. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
c. Lebih menekankan makna lslam bagi masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting.
D. Tahap-tahap Perkembangan Islam[8]
1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)
Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat.
Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.
Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.
2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)
Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.
Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.
3. Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di Asia tenggara.
Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.
E. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara[9]
a. Islam di Indonesia
Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari kumpulan pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh setengah bola dunia utara dan selatan.Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo (Kalilmantan).
Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat terbanyak di dunia, setelah China, India dan Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia Islam.Mayoritas mereka berasal dari Melayu dan China. Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89 % (sebagian besar adalah pengikut Sunni), juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu dan Budha[10]. Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.[11]
Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia[12], yaitu :
1. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim.
Bukti-bukti dari teori ini yaitu:
· bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
· adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.
2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13, karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 (670 M) atau pada abad pertama Hijriyah.
Pendapat ini juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan bahwa agama Islam pertama kali masuk pada abad ke-7. Hal ini didasarkan pada penyelidikan sebuah makam Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka tahun 48 H (670 M).
Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.
3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah:
· Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya Husein.
· Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.
Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan dan kesamaannya:
o Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi'ah ke Indonesia.
o Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir.
o Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
o Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia.
Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa :
Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),
Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.
Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah Fansuri,Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad al-Palimbani, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Muhammad bin Umar al-Nawawi al-Bantani, Khatib Minangkabau.
b. Islam di Malaysia
Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia.Hampir 50% dari 13 juta penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar diantaranya adalah orang melayu yang tinggal di Semenanjung Malaysia.Adapun sisanya terdiri dari kelompok-kelompok etnik yang minoritas yakni diantaranya Cina yang terdiri sekitar 38% dari penduduk Malaysia dan yang lainnya India dan Arab. Diantara warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun tanpa ada permusuhan sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam di Malaysia telah membawa peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam. Sampai saat ini Muslim Malaysia dikenal sebagai Muslim yang taat ibadahnya, kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan beragamanya yang damai serta mencerminkan keIslaman agamanya baik di perkampungan maupun dalam pemerintahan. Mengenai hasil peradaban Islam di Malaysia ini juga tidak kalah dengan negara-negara Islam yang lain, seperti:
a) Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala Kancong.
b) Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam.
c) Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan Malaysia (hukum Islam di sana mendapat kedudukan khusus karena dijadikan hukum negara).
Selain itu juga keputusan yang diambil oleh Perdana Mentri Mahatir Muhammad pada tahun 1982untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai islami dalam pemerintahan juga membuat peran islam semakin penting terutama ketika kebijakan tersebut dilaksanakan secara nyata.
c. Islam di Singapura
Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan komunitas muslim terbesar di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi secara profesional. Dari gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh (Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di Singapura.
d. Islam di Thailand
Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat Muangthai menganut agama Budha dan Hindu.Orang Melayu Muslim merupakan golongan minoritas terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di Muangthai.Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik Muangthai.Sejak bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan daerah itu sebagai wilayah yang takluk kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang Melayu Muslim terus-menerus memberontak terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk menjadi bagian dari Dunia budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang tak pernah mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya mereka telah membuat mereka sadar bahwa mereka hanyalah kelompok kecil yang mempunyai identitas terpisah dari bagian utama penduduk Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai sebagian besar berlatarbelakang pedesaan. Dan Perkembangan Islam di Muangthai telah banyak membawa peradaban-peradaban, misalnya :
a) Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah.
b) Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam “Rabittah”.
c) Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal “Al Jihad”.
e. Islam di Brunei Darussalam
Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984. Penduduk negara ini terdiri dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya kelompok pribumi kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama islam masuk ke negara ini pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam. Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai sekarang.Dari segi politik situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai agama resmi negara islam mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijakan di bidang agama dan bidang lainnya tanpa banyak kesulitan.
f. Islam di Filiphina
Islam tersebar di wilayah ini pada abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah sampai di wilayah ini. Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang datang pada tahun 1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri ini sejak tahun 1305 H. Negeri ini berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan diri sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di Filiphina, Islam tersebar hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam. Akan tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah Spanyol yang amat dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M, secara mendadak Spanyol menyerbu kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn membawa seluruh dendam orang-orang salib terhadap kaum muslimin,. Maka, situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn situasi yang dialami oleh Islam Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/ 1898 M. Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan ajaran Islam dari generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan peperangan yang menghancurkan kaum muslimin dan memaksa mereka untuk memeluk agama Nasrani denagn ancaman kekerasan. Sekalipun demikian, mereka tidak juga mampu mengalahkan pemerintahan-pemerintahn Muslim, sehingga disana masih tersisa beberapa pemerintahan.Spanyol belum berhasil sepenuhnya menguasai Filipina khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu. Amerika Serikat kemudian menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317 H/1899 M. Maka timbulah perlawanan menentanganya dan berlangsung hingga tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum Muslimin menyerah, karena mereka tealh ditimpa penyakit “wahn”(penyakit cinta dunia dan takut mati). Kemudian tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan diantara mereka.Pada saat itulah orang-orang salib menawarkan berbagai bantuan, hingga akhirnya Islam surut kembali di negeri itu. Amerika lalu mengumumkan kemerdekaan bagi Filipina pada tahun 1366 H/ 1946 M. Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di 13 wilayah di selatan filipina, yang sampai saat ini masih tetap menuntut pemerintahan otonomi dengan segala upayanya.
F. Kerajaan Islam di Asia Tenggara
Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara.Julukan ini diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara.Berikut ini adalah profil beberapa kesultanan Islam yang pernah berkuasa di Asia Tenggara.
1) Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)\
Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama[13] di Indonesia.Letak kesultanan ini di Aceh Utara.Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam. Kesultanan ini memperoleh sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan pelayaran.Samudera Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera Pasai dapat diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan nama sultan yang memerintah Samudera Pasai.
2) Kesultanan Malaka (abad ke-15)
Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka.Islam di Malaka berasal dari Kesultanan Samudera Pasai.Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya.Paramesywara menikah dengan putri sultan Samudera Pasai dan kemudian masuk Islam.Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1445-1459).
Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada 1511.Peninggalan sejarah Kesultanan Malaka barupa mata uang yang merupakan peninggalan dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa yang merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh pasukan Portugis.
3) Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit parah.Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail Syah.Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Malaka.Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India.Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan Samudera Pasai.
4) Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15).
Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan sebelah utara.Islam pertama kali masuk ke Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu menjadi kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15 untuk menekankan Islam sebaga agama negara.Kesultanan Brunei Darussalam berkembang menjadi pusat penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka jatuh ke tangan Portugis.Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada 1888, di masa kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-15, namun dapat meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983.
5) Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15).
Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian selatan.Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan Malaka dan Filipina.Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum, orang Arab yang ahli ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.
6) Kesultanan Ternate (abad ke-15).
Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate.Penyebaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa.Islam menjadi agam kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin memerintah.Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di kawasan timur Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Babullah.Kesultanan Ternate bersaing dengan Kesultanan Tidore terutama dalam perdagangan.Kesultanan Ternate berakhir setelah ditaklukkan oleh VOC (Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan Kesultanan Ternate antara lain Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara).
7) Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16).
Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumatera bagian utara.Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat Syah.Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis, terutama dalam perdagangan dan pelayaran.Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda pada 1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari kaisar Cina.
8) Kesultanan Demak (abad ke-16).
Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.Raja Demak pertama adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trengono.Kesultanan Demak berhasil melebarkan kekuasaannya sampai ke daerah luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di Kalimantan.Kesultanan ini mengalami kemunduran di masa Sunan Prawoto karena beberapa daerah taklukkan Demak memberontak.Peninggalan Kesultanan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini adalah bangunannya ditopang empat tiang atau saka guru yang dibangun empat orang sunan dari sembilan wali (Wali Songo), yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga.
9) Kesultanan Cirebon (abad ke-16).
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.Kesultanan Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran Walangsungsang.Tokoh yang paling berperan menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah. Sepeninggal Panembahan Girilaya (1650-1662), Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua oleh kedua anaknya, menjadi Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Meskipun tidak mempunyai kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bartahan sampai saat ini.
10) Kesultanan Banjar (abad ke-16).
Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan bagian selatan.Kesultanan ini pada walnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang berubah menjadi kesultanan Islam.Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 dengan penguasa pertama Sultan Suriansyah.Islam masuk ke wilayah ini tahun 1470, bersamaan dengan melemahnya kerajaan Maajapahit di Pulau Jawa.Penyebaran Islam secara luas dilakukan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, seorang ulama yang menjadi Mufti Besar Kalimantan.Kesultanan Banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah (1857-1859) sebagai sultan oleh Belanda.Pada 1859-1905, terjadi perang Banjar yang dipimpin Pangeran Antasari (1809-1862) melawan Belanda.Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada 1860.Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah.
11) Kesultanan Banten (abad ke-16).
Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten didirikan Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan pesat.Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren.Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683).
Kesultanan ini mengalami kemunduran setelah terjadi perang melawan Belanda.Peninggalan Kesultanan Banten berupa Masjid Agung Banten, Menara Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.
12) Kesultanan Buton (abad ke-16).
Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk agama Islam. Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani, seorang ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan Buton berupa Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat (mengasingkan diri) Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.
13) Kesultanan Goa (abad ke-16).
Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Goa berubah menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639).
Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin terjadi perang Makassar (1666-1669) meawan Belanda.Kesultanan Goa selanjutnya dikuasai oleh Belanda setelah dipaksa menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya.Peninggalan Kesultanan Goa berupa kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makassar (Sulawesi Selatan).
14) Kesultanan Johor (abad ke-16).
Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka dikalahkan oleh Portugis.Sultan Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor pada sekitar tahun 1530-1536.Masa kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II.Kesultanan Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan sebuah aliansi bersama Kesultanan Riau sehingga disebut Kesultanan Johor-Riau.Kesultanan Johor-Riau berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayah tersebut dikuasai oleh Belanda.
15) Kesultanan Kutai (abad ke-16).\
Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam, Kalimanta bagian timur.Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu dan Buddha.Islam berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600).
Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya pada masa Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850) memerintah.Kesultanan Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan Muhammad Salehuddin meninggal dunia.Peninggalan sejarah Kesultanan Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana).
16) Kesultanan Pajang (abad ke-16).
Kesultanan Pajang merupakan kerjaan Islam pertama di pedalaman Jawa.Kesultanan ini didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546, setelah Trenggono, Sultan Demak, wafat.Joko Tingkir atau Sultan Adiwijaya membawa pengaruh Islam dari wilayah pesisir ke wilayah pedalaman Jawa.Kesultanan Pajang hanya bertahan selama 45 tahun karena dihancurkan oleh Kesultanan Mataram pada 1618.Peninggalan Kesultanan Pajang berupa makam Pangeran Benowo.
17) Kesultanan Mataram (abad ke-16).
Kesultanan Mataram beridiri sejak 1582.Kesultanan ini berawal dari wilayah Kesultanan Pajang yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng Pamanahan.Sultan pertama Mataram adalah Panembahan Senopati (1582-1601).
Puncak kekuasaan Kesultanan Mataram tercapai pada masa kepemimpinan Sultan Agung (1613-1645).Kesultanan Mataram melemah setelah terjadi perpecahan wilayah akibat Perjanjian Giyanti serta campur tangan pihak Belanda.Kesultanan Mataram selanjutnya terbagi menjadi empat wilayah yaitu Kesultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegara. Peninggalan Kesultanan Mataram antara lain berupa pintu gerbang Masjid Kotagede di Yogyakarta.
18) Kesultanan Palembang (abad ke-16).
Pada awalnya, Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan Demak.Sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-1572).Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang.Kesultanan Palembang menjadi bandar transit dan ekspor lada karena letaknya yang strategis.Belanda kemudian menghapuskan Kesultanan Palembang setelah berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Badaruddin.Salatu satu peninggalan Palembang adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur Rahman.
19) Kesultanan Bima (abad ke-17).
Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumbawa bagian timur. Kerajaan Bima berubah menjadi kesultanan Islam pada 1620 setelah rajanya, La Ka'i, memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Abdul Kahir. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran Islam kedua di timur Nusantara setelah Makassar.Kesultanan Bima berakhir pada 1951, ketika Muhammad Salahuddin, sultan terakhir, wafat. Peninggalan Kesultanan Bima antara lain berupa kompleks istana yang dilengkapi dengan pintu lare-lare atau pintu gerbang kesultanan.
20) Kesultanan Siak Sri Indrapura (abad ke-18).
Siak Sri Indrapura adalah sebuah kesultanan Melayu, didirikan (1723) oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan penyebarab Islam di Sumatera Timur.Pusatnya adalah Desa Buantan, kemudian pindah ke Siak Sir Indrapura (sekitar 90 km ke timur laut Pekanbaru).Wilayah kekuasaan Siak Sri Indrapura meliputi Siak Asli, Bukit Batu, Merbau, Tebing Tinggi, Bangko, Tanah Putih dan Pulau Bengkalis (Kabupaten Bengkalis); Tapung Kiri dan Tapung Kanan (Kampar); Pekanbaru; dan sekitarnya. Istana bekas tempat tinggal dan pusat Kesultanan Siak Sri Indrapura sampai sekarang masih berdiri dengan megah di pinggir Sungai Siak dan merupakan salah satu objek pariwisata di daerah Riau.
G. Pengaruh Islam di Asia Tenggara[14]
Islam begitu berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, adapun beberapa pengaruh Islam adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pemerintahan
i. Wujudnya institusi kesultanan Islam di beberapa Negara.
ii. Ulama menjadi penasehat bagi Raja/sultan
iii. Islam sebagai agama resmi dan mayoritas.
iv. Undang-undang berlandaskan hukum Islam
v. Wujudnya semangat jihad
b. Sistem Pendidikan
i. Pendidikan Islam disampaikan kepada semua lapisan masyarakat
ii. Sekolah, pesantren, madrasah, dan Mesjid sebagai institusi pendidikan dan Basis Islam
c. Cara hidup
i. Penggunaan Pakaian yang menutup aurat
ii. Mengamalkan konseppersaudaraan sesama Islam
iii. Persamaan taraf sesama manusia
iv. Sifat tolong-menolong, hormat menghormati, dan amalan bergotong-royong
d. Bahasa dan Kesusastraan
i. Bentuk tulisan Arab-Melayu
ii. Banyak istilah Arab digunakan dalam bahasa Melayu
iii. Hasil kesusasteraan Melayu terpengaruh dengan gaya dan tata bahasa
iv. Bentuk sastera Melayu dipengaruhi, bentuk sastera Islam
e. Kesenian
i. Seni pada batu nisan dan ukiran kayu
ii. Seni bangunan Islam mempengaruhi bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab dan menara azan.
f. Ekonomi
i. Terbentuknya Institusi ekonomi Islam seperti baitulmal
ii. Amalan zakat dan sedekah
iii. Amalan riba, penindasan dan penipuan dilarang dalam perdagangan
Powered by Blogger.
Blog Archive
-
2015
(15)
- December (5)
-
September
(10)
- PERKEMBANGAN ISLAM DI BENUA AFRIKA
- PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
- RUNTUHNYA BANI ABBASIYAH
- KEBERHASILAN DAN PERKEMBVANGAN ILMU PENGETAHUAN PA...
- SEJARAH BERDURUNYA BANI ABBASIYAH DI BAGHDAD
- KESULITAN YANG DIHADAPI KHURAFAUR RASYIDIN
- KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KHLAFAUR RASYIDIN
- KEBERHASILA YANG DI RAIH KHULAFAUR RASYIDIN
- PROSES PEMILIHAN KHULAFAUR ROSYIDIN
- STRATEGI DAKWAH KHULAFAUR ROSYIDIN
© Mania Ilmu 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates