PERILAKU TERPUJI, KHUSNUZAN DAN TAUBAT
A. PENGERTIAN
PERILAKU HUSNUZAN
Husnuzan artinya
berbaik sangka, lawan katanya adalah suuzan yang artinya berburuk sangka.
Berbaik sangka dan berburuk sangka merupakan bisikan jiwa, yang dapat
diwujudkan melalui perilaku yakni ucapan dan perbuatan. Perilaku husnuzan
termasuk akhlak terpuji karena akan mendatangkan manfaat. Sedangkan perilaku
suuzan termasuk akhlak tercela karena akan mendatangkan kerugian.
Sungguh tepat jika Allah SWT dan rasul-Nya melarang perilaku
buruk sangka. Sesuai dengan firman-Nya padasurat Al-Hujurat ayat 49 yang
artinya:
“Jauhkanlah dirimu dari berprasangka buruk, karena
berprasangka buruk itu sedusta-dusta pembicaraan (yakni jaukan dirimu dari
sesorang berdasarkan sangkaan saja).” (H.R BUKHARI DAN MUSLIM)
B. CONTOH-CONTOH
PERILAKU HUSNUZAN
1.
Husnuzan tehadap Allah SWT
Husnuzan terhadap
Allah SWT artinya berbaik sangka pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, pencipta
alam semesta dan segala isinya yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan
serta bersih dari segala sifat kekurangan.
Husnuzan terhadap Allah SWT merupakan sikap mental dan
termasuk salah satu tanda beriman kepada-Nya.
Di antara sikap perlaku terpuji, yang akan dilakukan oleh
orang yang berbaik sangka pada Allah SWT ialah syukur dan sabar.
- Syukur
Menurut pengertian
bahasa, kata syukur berasal bahasa Arab, yang artinya terima kasih. Menurut
istilah, syukur adalah berterima kasih kepada Allah SWTdan pengakuan yang tulus
atas nikmat dan karunia-Nya, melalui ucapan, sikap, dan perbuatan.
Nikmat karunia
Allah SWT sangat banyak dan bermacam-macam. Ada nikmat yang terdapat dalam diri
manusia itu sendiri, dan ada pula yang berasal dai luar diri manusia, ada nkmat
yang besifat jasmani dan ada pula yang bersifat rohani.
1. Nikmat karunia
Allah yang bersifat jasmani dan terdapat dalam diri manusia, seperti
pancaindra, bentuk, dan susunan tubuh manusia yang lebih sempuna dari hewan
sehingga manusia bisa berlari cepat seperti kijang, memanjat seperti kera, dan
berenang seperti ikan. Sungguh tepat apa yang telah difirmankan Allah SWT dalam
Al-Qur’an:
2. Nikmat Allah yang
bersifat rohani, sebagai anugerah Allah SWT yang tidak ternilai harganya,
antara lain roh, akal, kalbu, dan nafsu.
3. Demikian juga
nikmat-nikmat karunia Allah SWT yang terdapat di luar diri manusia sungguh
sangat banyak dan tidak ternilai harganya. Nikmat-nikmat misalnya air, api,
berbagai jenis makanan dan buah-buahan, aneka macam barang tambang, daratan,
lautan, dan angkasa raya. Itu semua memang disediakan Allah SWT untuk
kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
4. Jika umat manusia
menghitung-hitung nikmat karunia Allah SWT, tentu tidak akan mampu
menghitungnya (lihat dan pelajari Q.S Ibrahim, 14: 34 dan Q.S Al-Baqarah, 2:
152).
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ ﴿١٥٢﴾
Artinya
: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (Q.S Al-Baqarah, 2:
152).
وَآتَاكُمْ مِنْ
كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوهَا إِنَّ
الإنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
Artinya
: Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan
kepada-NyaJika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu
menghitungnya. Sungguh, manusia itusangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat
Allah) (Q.S Ibrahim, 14: 34)
5. Cara bersyukur
kepada Allah SWT ialah dengan menggunakan segala nikmat karunia Allah SWT untuk
hal-hal yang diridai-Nya, yaitu:
6. Bersyukur dengan
hati ialah mengakui dan menyadar bahwa segala nikmat yang diperoleh manusia,
merupakan karuni Allah SWT semata dan tidak ada selain Allah SWT yang dapat
memberikan nikmat-nkmat itu.
7. Bersyukur dengan
lidah seperti membacaAlhamdulillah (segala puji bagi Allah),
mengucapkan lafal-lafal zkir lannya, membaca Al-Qur’an, dan melaksanakan akmar
makuf nahi mungkar.
8. Bersyukur dengan
amal perbuatan, misalnya mengerjakan salat, menunaikan ibadah haji jika mampu,
berbakti kepada kedua orang tua, dan berbuat baik pada sesama manusia.
9. Bersyukur dengan
harta benda, misalnya dengan jalan membelanjakan harta benda itu untuk hal-hal
yang bemanfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.
- Sabar
Manusia dalam
hidupnya di dunia ini silih berganti berada dalam dua situasi, yaitu situasi
yang senang karena memperoleh nikmat dan situasi sedih atau susah karena
mengalami musibah. Apabila manusia itu berada dalam situasi senang hendaknya ia
bersyukur, dan bila berada dalam situasi susah hendaklah ia bersabar.
Setiap Muslim/Muslimah yang beprasangka baik pada Allah SWT,
apabila dikenai suatu musibah seperti sakit, bencana alam dan gagal dalam suatu
usaha, tentu akan bersabar. Ia tidak akan gelisah dan berkeluh kesah apalagi
beputus asa, karena ia menyadari bahwa musibah-musibah itu merupakan ujian dari
Allah SWT. (Lihat dan pelajari Q.S. Al-Baqarah, 2: 155-157 dan Q.S. Yusuf, 12:
87)
وَلَنَبْلُوَنَّكُم
بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم
مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾
أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ
هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾ إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَائِرِ اللَّـهِ
ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ
بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّـهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ ﴿١٥٨﴾
Artinyay : Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
(155) (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".(156) Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.(157) (Q.S. Al-Baqarah, 2: 155-157)
يَا
بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ
الْكَافِرُونَ (87)
Artinya
: "Wahai anak-anakku, saya tahu
bahkan yakin mimpi Yusuf itu benar dan saya akan sujud kepadanya
menghormatinya.: Al-Baqarah, 2:
155-157)
Seseorang dianggap suuzan terhadap Allah SWT, misalnya
tatkala ia mengalami kegagalan dalam suatu usaha, ia menduga Allahlah penyebab
kegagalannya, Allah mendengar doanya, Allah itu kikir, Allah tidak adil, dan
lain-lain dugaan yang negatif terhadap Allah SWT. Padahal Allah SWT itu Maha
Mendengar, Mahadermawan, Mahaadil. Allah SWT tidak menyuruh hamba-Nya untu
gagal dalam suatu usaha. Oleh karena itu, jika seseorang gagal dalam suatu
usaha, ia tidak boleh menyalahkan Allah SWT. Ia harus mengntrospeksi diri,
mungkin kegagalan itu karena usahanya belum dilakukan secara sungguh-sungguh.
Kegagalan dalam suatu usaha, hendaknya dijadikan pelajaran, agar pada masa
mendatang tidak mengalami hal serupa.
2.
Husnuzan terhadap Diri Sendiri
Perilaku terpuji terhadap diri sendiri yaitu percaya diri,
gigih dan berinisiatif.
a. Percaya
Diri
Percaya diri termasuk sikap dan perilaku terpuji yang harus
dimiliki oleh setiap Muslim/Muslimah karena seseorang yang percaya diri tentu
akan yakin terhadap kemampuan dirinya, sehingga ia berani mengeluarkan pendapat
dan berani pula melakukan suatu tindakan. Muslim/Muslimah yang berilmu
pengetahuan tinggi dan memiliki keterampilan yang bermanfaat apabila ia percaya
diri, tentu ia akan memperoleh keberhasilan dalam hidup.
Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan
apabila tidak percaya diri tentu akan memperoleh kerugian dan mungkin bencana.
Muslim/Muslimah yang percaya diri akan melaksanakan kewajiban terhadap dirinya
sendiri, misalnya menjaga kesehatan jasmani dan rohani serta memelihara diri
agar tidak dikenai suatu bencana.
b. Gigih
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kat agigih
bahasa Minangkabau yang artinya berkeras hati, tabah, dan rajin. Gigih juga
dapat diartikan bersungguh-sungguh dalam meraih sesuatu. Sikap dan perilaku gigihdalam
meraih yang positif termasuk sikap mahmudah (sikap terpuji)
dan akhlakul karimah. Setiap muslim dan muslimah wajib memiliki
sikap gigih. Sikap gigih hendaknya diterapkan dalam kehidupan antara lain dalam
hal berikut:
1) Ibadah
2) Menuntut ilmu
Ilmu pengetahuan
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ilmu pengetahuan tentang agama Islam (‘ilm
hal) dan ilmu pengetahuan umum (‘ilm gairu hal). Ilmu pengetahuan
tentang agama Islam memberikan pedoman hidup kepada umat manusia.
Ilmu pengetahuan
umum bertujuan agar umat manusia dapat memanfaatkan, menggali, dan mengolah
kekayaan alam, baik yang ada di darat dan di laut maupun yang ada di angkasa
raya.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Kebaikan/kebahagiaan di dunia dan di akhirat
beserta ilmu dan keburukan/bencana di dunia dan di akhirat beserta kebodohan.”
(H.R Bukhari)
3)
Bekerja mencari rezeki yang halal
Bekerja mencari rezeki yang halal dapat dilakukan melalui
berbagai bidang usaha, misalnya pertanian, peternakan, dan perdagangan. Bekerja
dalam bidang apa pun hendaknya dilakukan dengan gigih dan sungguh-sungguh dengan
dilandasi niat ikhlas karena Allah SWT, untuk memperoleh rida dan rahmat-Nya.
Dengan cara seperti itu maka akan diperoleh hasil kerja yang optimal. Islam
melarang umat-Nya bermalas-malasan dan menjadi beban orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Bekerja mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap
Muslim.” (H.R. Tabrani)
4)
Berinisiatif
Kata inisiatif berasal
dari bahasa Belanda yang berarti prakarsa atau langkah pertama. Inisiatif
juga berarti berbuat yang sifatnya produktif ( memiliki etos kerja yang tinggi)
dan tidak tergantung kepada orang lain. Islam mengajarkan umatnya untuk
memiliki etos kerja yang tingi. Seseorang yang memiliki inisiatif disebut inisiator.
Inisiatif dalam hal positif merupakan sifat terpuji yang
harus dimiliki oleh setiap orang muslim dan muslimah. Muslim/Muslimah yang
berprasangka baik terhadap dirinya, tentu akan berkeyakinan bahwa dirinya mampu
berinisiatif yang positif dalam bidang yang ditekuninya dan sesuai dengan
keahliannya.
Firman Allah swt:
وَأَنْ لَيْسَ
لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ
Artinya: “Dan
bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.” (Q.S. An Najm[53]: 39
3.
Husnuzan terhadap sesama Manusia
Husnuzan merupakan
sikap mental terpuji, yang mendiring pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata,
dan berbuat yang baik dan bermanfaat.
Perwujudan dari
husnuzan itu hendaknya diterapkan dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga dan
bermasyarakat.
a.
Kehidupan berkeluarga
Untuk mewujudkan
rumah tangga yang memperoleh rida dan rahmat Allah SWT , bahagia dan sejahtera,
baik di dunia maupun di akhirat.
o
Pasangan suami-istri hendaknya saling berprasangka baik dan
tidak saling curiga, saling memenuhi hak dan melaksanakan kewajiban
masing-masing dengan sebaik-baiknya.
o
Hubungan anak-anak dan orang tua dilandasi dengan prasangka
baik dan saling pengertian.
o
Anak-anak berbakti dan menyenangkan hati orang tua.
o
Orang tua memberi kepercayaan diri pada anak agar anak bisa
mengembangkan diri dan melakukan hal-hal yang bermanfaat.
b.
Kehidupan bertetangga
o
Saling menghormati dan menghargai, baik secara sikap, ucapan
lisan dan perbuatan. Menghormati tetangga merupakan tanda-tanda
dari manusia beriman:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
hendaknya menghormati tetangganya.” (H.R. Muslim)
o
Berbuat baik pada tetangga dengan cara melakukan kewajiban
terhadap tetangga dan perbuatan lainnya yang bermanfaat.
“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa
aman dari gangguan-gangguannya.”(H.R. Muslim)
- Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Tujuan dari
berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ialah terwujudnya kehidupan
yang aman, tenteram, adil dan makmur, dibawah ampunan dari ridha Allah SWT. Hal
ini bisa ditempuh dengan saling berprasangka baik dan berperilaku terpuji.
1)
Generasi tua menyayangi generasi muda, yaitu dengan
membimbing mereka agar kualitas hidupnya dalam berbagai bidang positif melebihi
generasi tua. Generasi muda hendaknya menghormati yang tua dengan bersikap,
berkata dan berperilaku yang bermanfaat.
“Bukan dari golongan kami (umat Islam) orang yang tidak
menyayangi yang muda dan tidak mengmhormati yang tua.” (H.R. Ahmad,
Tirmidzi, dan Hakim)
2) Saling
tolong-menolong dalam kebaikan serta ketakwaan dan jangan saling menolong dalam
dosa serta pelanggaran. (lihat Q.S. Al-Maidah, 5: 2)
Pemerintah dan rakyat dari golongan mampu saling bekerja sama
untuk mengetaskan kemiskinan.
Pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam memberantas
kejahatan dan kemungkaran yang terjadi di lingkungan masyarakat.
C.
MEMBIASAKAN DIRI BERLAKU HUSNUZAN
Setiap
Muslim/Muslimah, hendaknya membiasakn diri dengan berperilaku husnuzan terhadap
Allah SWT, terhadap diri sendiri maupun terhadap sesama manusia.
Seorang
Muslim/Muslimah yang berperilaku husnuzan terhadap Allah SWT, tentu akan
senantiasa bertakwa kepadanya, di mana pun dan kapan pun dia berada.Ia akan
selalu bersyukur pada Allah SWT bila berada dalam situasi yang menyenangkan dan
akan senantiasa bersabar bila berada dalam keadaan yang menyusahkan.
Seorang
Muslim/Muslimah yang berperilaku husnuzan terhadap dirinya sendiri, tentu akan
membiasakan diri dengan bersikap dan berperilaku terpuji yang bermanfaat bagi
dirinya, seperti percaya diri, gigih, dan banyak berinisiatif yang positif.
Demikian juga,
setiap Muslim/Muslimah hendaknya membiasakan diri untuk berperilaku husnuzan
terhadap manusia,baik dalam kehidupan berkeluarga dan bertetangga, maupun dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Insya Allah, jika
setiap Muslim/Muslimah dan setiap anggota masyarakat, telag membiasakan diri
untuk berperilaku husnuzan dalam kehidupan sehari-hari, mereka akan memperoleh
kebaikan-kebaikan yang banyak.
Pilihlah salah satu jawaban yang benar !
1. Sebagian prasangka itu adalah dosa, demikian tercantum
dalam al Quran Surah….
a. Al-Hujurat ; 12 d. Ibrahim ; 34
b. Al-Maidah ; 2 e. Al-Baqarah ; 125
c. At-Tien ; 4
a. Al-Hujurat ; 12 d. Ibrahim ; 34
b. Al-Maidah ; 2 e. Al-Baqarah ; 125
c. At-Tien ; 4
2. Berikut ini adalah cara-cara bersyukur kepada Allah
SWT, kecuali….
a. membaca hamdalah
b. mengerjakan salat lima waktu
c. mempercayai kebenaran rukun iman
d. belajar dan mengajar Al-quran
e. berpuasa sepanjang masa
a. membaca hamdalah
b. mengerjakan salat lima waktu
c. mempercayai kebenaran rukun iman
d. belajar dan mengajar Al-quran
e. berpuasa sepanjang masa
3. Berikut ini termasuk sikap husnuzzan kepada Allah,
kecuali ….
a. bersyukur bila memperoleh nikmat
b. bersabar bila menderita musibah
c. berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi
d. senantiasa bertawakal kepada Allah
e. dengan sengaja berbuat dosa karena Allah Maha Pengampun
a. bersyukur bila memperoleh nikmat
b. bersabar bila menderita musibah
c. berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi
d. senantiasa bertawakal kepada Allah
e. dengan sengaja berbuat dosa karena Allah Maha Pengampun
4. Larangan berputus asa dari rahmat Allah terdapat dalam
al Quran Surah….
a. Al-Bayyinah ; 35
b. Yusuf ; 87
c. Al-Baqarah ; 195
d. Al-jumu’ah ; 10
e. Al-Maaidah ; 2
a. Al-Bayyinah ; 35
b. Yusuf ; 87
c. Al-Baqarah ; 195
d. Al-jumu’ah ; 10
e. Al-Maaidah ; 2
5. Contoh perilaku dari berburuk sangka pada diri sendiri
ialah …
a. berani mengeluarkan pendapat dan berbuat
b. banyak brinisiatif yang positif
c. tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga
d. gigih dalam mencari rizki yang halal
e. rajin belajar dan giat mencari ilmu
a. berani mengeluarkan pendapat dan berbuat
b. banyak brinisiatif yang positif
c. tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga
d. gigih dalam mencari rizki yang halal
e. rajin belajar dan giat mencari ilmu
6. Di bawah ini adalah ungkapan-ungkapan orang yang
husnuzzan kapada Allah, kecuali ….
a. “alhamdulillah, hujan telah turun”
b. “allah tidak sia-sia menciptakan sesuatu”
c. “alhamdulillah, saya selamat dari kecelakaan”
d. “untung dia tidak meninggal walaupun dia cacat “
e. “mengapa hanya saya saja yang bernasib begini”
a. “alhamdulillah, hujan telah turun”
b. “allah tidak sia-sia menciptakan sesuatu”
c. “alhamdulillah, saya selamat dari kecelakaan”
d. “untung dia tidak meninggal walaupun dia cacat “
e. “mengapa hanya saya saja yang bernasib begini”
7. Di bawah ini adalah hikmah husnuzzan, kecuali ….
a. hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai
b. hati menjadi bersih
c. senantiasa bersyukur kepada Allah
d. bisa menimbulkan rasa pesimis
e. jauh dari perselisihan atau perpecahan
a. hidup menjadi tenang, tenteram, dan damai
b. hati menjadi bersih
c. senantiasa bersyukur kepada Allah
d. bisa menimbulkan rasa pesimis
e. jauh dari perselisihan atau perpecahan
8. Berprasangka buruk disebut …
a. su’uzzan d. zalim
b. husnuzzan e. hasud
c. curiga
a. su’uzzan d. zalim
b. husnuzzan e. hasud
c. curiga
9. Untuk menumbuhkan sikap inisiatif agar dapat mandiri,
caranya seperti di bawah ini, kecuali….
a. bekerja tepat waktu
b. beramal atau bekerja apa adanya dan menungguh instruksi
c. bekerja keras secara sungguh-sungguh
d. senantiasa menggunakan akal
e. berusaha jadi pionir dan kreatif
a. bekerja tepat waktu
b. beramal atau bekerja apa adanya dan menungguh instruksi
c. bekerja keras secara sungguh-sungguh
d. senantiasa menggunakan akal
e. berusaha jadi pionir dan kreatif
10. Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan
adalah akibat …
a. tangan manusia
b. binatang liar
c. bencana alam
d. rahmat Allah
e. perbuatan iblis
a. tangan manusia
b. binatang liar
c. bencana alam
d. rahmat Allah
e. perbuatan iblis
11. Hukum yang mengatur perbuatan manusia dalam
hubungannya dengan Khaliqnya disebut dengan….
A. Ibadah D. Hudud
B. Muamalah E. Taqlifi
C. Jinayat
A. Ibadah D. Hudud
B. Muamalah E. Taqlifi
C. Jinayat
12. Setiap orang muslim wajib mempelajari, memahami, dan
melaksanakan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Al-Quran, sebab ….
A. Al-Quran merupakan sumber hukum Islam
B. Al-Quran merupakan pedoman bagi setiap muslim
C. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban
D. Manusia yang bertahkim pada Al-Quran pasti selamat di dunia dan akherat
E. Al-Quran harus dijadikan hukum negara
A. Al-Quran merupakan sumber hukum Islam
B. Al-Quran merupakan pedoman bagi setiap muslim
C. Setiap manusia akan dimintai pertanggung jawaban
D. Manusia yang bertahkim pada Al-Quran pasti selamat di dunia dan akherat
E. Al-Quran harus dijadikan hukum negara
13. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut :
1). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
2). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
3). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
4). Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang bersifat umum.
5). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
Yang bukan termasuk fungsi Al-Quran adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
1). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.
2). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.
3). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.
4). Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat yang bersifat umum.
5). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.
Yang bukan termasuk fungsi Al-Quran adalah ….
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5
14. Hukum mempelajari Al-Qur’an adalah fardhu ‘ain
artinya …..
A. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang yang berakal
B. Kewajiban yang dibebankan kepada sebagian muslim
C. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim
D. Kewajiban yang dibebankan kepada anggota masyarakat
E. Kewajiban yang harus dilaksanakan
A. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap orang yang berakal
B. Kewajiban yang dibebankan kepada sebagian muslim
C. Kewajiban yang dibebankan kepada setiap individu muslim
D. Kewajiban yang dibebankan kepada anggota masyarakat
E. Kewajiban yang harus dilaksanakan
15. Ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah S.w.t.
malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan qada’ qadar-Nya
adalah merupakan pokok pengetahuan hukum yang berkaitan dengan ….
A. Aqidah D. Muamalah
B. Syari’ah E. Jinayat
C. Akhlak
A. Aqidah D. Muamalah
B. Syari’ah E. Jinayat
C. Akhlak
16. Perhatikan kosa kata berikut :
1). perkataan
2). berita
3). perbuatan
4). kebiasaan
5). Ketetapan/persetujuan
yang termasuk arti dari kata “Hadits”, ialah ….
A. 1, 2, 3, 4
B. 2, 3, 4, 5
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 1, 2, 4, 5
1). perkataan
2). berita
3). perbuatan
4). kebiasaan
5). Ketetapan/persetujuan
yang termasuk arti dari kata “Hadits”, ialah ….
A. 1, 2, 3, 4
B. 2, 3, 4, 5
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 1, 2, 4, 5
17. Menurut jumlah periwayatnya hadits dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
A. Hadits shahih dan hasan
B. Hadits maqbul dan mardud
C. Hadits qudsi dan dhaif
D. Hadits mauquf dan maudhu’
E. Hadits mutawatir dan ahad
A. Hadits shahih dan hasan
B. Hadits maqbul dan mardud
C. Hadits qudsi dan dhaif
D. Hadits mauquf dan maudhu’
E. Hadits mutawatir dan ahad
18. Untuk menyeleksi kebenaran suatu hadits harus
memperhatikan 3 unsur yaitu :
A. Matan, sanat dan rawi
B. Maudhu’, dhoif dan mardud
C. Mutawatir, shohih dan hasan
D. Mauquf, maudhu’ dan maqbul
E. Maqbul, mardud, marfu
A. Matan, sanat dan rawi
B. Maudhu’, dhoif dan mardud
C. Mutawatir, shohih dan hasan
D. Mauquf, maudhu’ dan maqbul
E. Maqbul, mardud, marfu
19. Kesepakatan para mujtahid untuk memutuskan suatu
perkara baru yang tidak dijumpai hukumnya dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits
dinamakan …..
A. Ijma’
B. Ijtihad
C. Qiyas
D. Istihsan
E. Mashalihul Mursalah
A. Ijma’
B. Ijtihad
C. Qiyas
D. Istihsan
E. Mashalihul Mursalah
20. Menurut ilmu fiqih hukum-hukum dalam Islam disebut
dengan Lima Hukum (Al-Ahkamul Khamsah), yaitu….
A. wajib, haram, mubah, halal, sunat dan makruh
B. wajib, haram, mubah, sunat dan makruh
C. fardhu, halal, haram, najis dan suci
D. halal, haram, sunat, batal dan syah
E. fardhu kifayah, fardhu ‘ain, sunat muakad, sunat haiat dan makruh
A. wajib, haram, mubah, halal, sunat dan makruh
B. wajib, haram, mubah, sunat dan makruh
C. fardhu, halal, haram, najis dan suci
D. halal, haram, sunat, batal dan syah
E. fardhu kifayah, fardhu ‘ain, sunat muakad, sunat haiat dan makruh
Esai
1.
Jelaskan apa yang di maksud prilaku khusnuzan?
2.
Sebutkan macam – macam khusnuzan beserta pengertiannya!
3.
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ
وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ
اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ sebut dan
jelaskan arti dan maksud dari ayat tersebut
4.
Sebut dan jelaskan macam – macam contoh prilaku khusnuzan
Bagaimanakah cara berperilaku khusnuzan© Mania Ilmu 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates